Gemantara.com, Bangka Belitung – Kapolda Kep. Bangka Belitung Irjen Pol Drs. Yan Sultra, I, S.H Pagi ini membuka Kegiatan Pembinaan Penanggulangan, Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi terhadap Personel Polri Polda Kep. Babel, bertempat di Ballroom Hotel Fox Harris Pangkalpinang. Senin, (07/11/2022).
Kegiatan pembinaan ini sangat penting sebagai bentuk penegasan dan komitmen bersama untuk melawan dan menolak paham radikalisme dan intoleransi yang dapat melemahkan ideologi dan dasar negara. Pancasila adalah dasar negara, falsafah dan pandangan hidup yang melandasi pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan hankam, serta segala sikap hidup bangsa indonesia.
Oleh karena itu, strategisnya pancasila dalam menopang kokohnya nkri, maka dalam sejarah bangsa indonesia senantiasa muncul berbagai upaya menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan ideologi lain. Namun, sejauh ini seluruh rakyat indonesia tetap berkomitmen teguh untuk berpedoman pada pancasila sehingga berhasil mengamankan nkri sampai saat ini.
Hal ini perlu menjadi fokus perhatian kita bersama, karena polri merupakan ujung tombak dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menjamin tegaknya hukum.
Untuk itu saya berharap agar pimpinan satker jajaran polda kep. Babel dapat meningkatan pengawasan dan melakukan tindakan yang cepat dan tegas terhadap berbagai aktivitas anggota masing-masing yang dapat merongrong kekokohan pancasila dan keutuhan nkri. Sehingga kegiatan seperti ini, merupakan terobosan serta salah satu langkah sistematis melawan berkembangnya pemikiran radikal dan mencegah terorisme di lingkungan polri.
Presiden ri joko widodo yang dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan pentingnya antisipasi bangsa terhadap ancaman ketahanan dan keamanan nasional di tengah mudahnya keterbukaan informasi dan akses jaringan komunikasi. Bidang keamanan harus tanggap dan siap menghadapi ancaman siber, menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Pemahaman-pemahaman intoleransi yang mengarah pada sumbu radikalisme telah menyebar bahkan hingga ke pelosok daerah terpencil.
Terkait radikalisme, kita ketahui bahwa hal ini tidak saja disebabkan karena kebodohan, kemiskinan atau rasa ketidakadilan dari kelompok tertentu, tetapi sudah masuk ke tataran kaum intelektual. Sekecil apapun gerakan yang mengarah kepada radikalisasi harus kita cegah dan antisipasi agar tidak berkembang dan meluas. Karena bila hal ini tidak dicegah, akan mempengaruhi berbagai upaya untuk meningkatkan bangsa yang tumbuh lebih maju, ujar kapolda.
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak memiliki keberagaman, perbedaan yang beragam seperti suku, ras, etnik, agama, budaya ,bahasa dan adat istiadat. Perbedaan yang dimiliki, sesungguhnya merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Hal ini karena tak banyak negara yang memilikinya. Perbedaan bukan justru menjadi sumber konflik, melainkan sebisa mungkin dijadikan tolak kekuatan untuk membangun kehidupan yang harmonis, damai dan penuh toleransi.
Walaupun setiap wni memiliki hak dasar dalam kebebasan berfikir dan bersikap, kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat. Tetapi, ketika melakukan kegiatan yang mengarah pada upaya yang mengganggu kepentingan umum, bahkan mengancam keutuhan nkri, maka kita harus cepat memperingatkan dan bekerja sama dengan aparat yang berwenang untuk melakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Disinilah peran penting sosialisasi dan pembinaan oleh polri, sebagai langkah preventif agar tidak terjadi ancaman kamtibmas dari segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dan bekerja secara nyata dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, uud 1945, nkri, dan bhinneka tunggal ika dalam rangka membangun kemajuan bangsa yang kita cintai ini, tutup kapolda.Kapolda Kep. Bangka Belitung Irjen Pol Drs. Yan Sultra, I, S.H Pagi ini membuka Kegiatan Pembinaan Penanggulangan, Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi terhadap Personel Polri Polda Kep. Babel, bertempat di Ballroom Hotel Fox Harris Pangkalpinang. Senin, (07/11/2022).
Kegiatan pembinaan ini sangat penting sebagai bentuk penegasan dan komitmen bersama untuk melawan dan menolak paham radikalisme dan intoleransi yang dapat melemahkan ideologi dan dasar negara. Pancasila adalah dasar negara, falsafah dan pandangan hidup yang melandasi pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan hankam, serta segala sikap hidup bangsa indonesia.
Oleh karena itu, strategisnya pancasila dalam menopang kokohnya nkri, maka dalam sejarah bangsa indonesia senantiasa muncul berbagai upaya menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa dengan ideologi lain. Namun, sejauh ini seluruh rakyat indonesia tetap berkomitmen teguh untuk berpedoman pada pancasila sehingga berhasil mengamankan nkri sampai saat ini.
Hal ini perlu menjadi fokus perhatian kita bersama, karena polri merupakan ujung tombak dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat serta menjamin tegaknya hukum.
Untuk itu saya berharap agar pimpinan satker jajaran polda kep. Babel dapat meningkatan pengawasan dan melakukan tindakan yang cepat dan tegas terhadap berbagai aktivitas anggota masing-masing yang dapat merongrong kekokohan pancasila dan keutuhan nkri. Sehingga kegiatan seperti ini, merupakan terobosan serta salah satu langkah sistematis melawan berkembangnya pemikiran radikal dan mencegah terorisme di lingkungan polri.
Presiden ri joko widodo yang dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan pentingnya antisipasi bangsa terhadap ancaman ketahanan dan keamanan nasional di tengah mudahnya keterbukaan informasi dan akses jaringan komunikasi. Bidang keamanan harus tanggap dan siap menghadapi ancaman siber, menghadapi intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Pemahaman-pemahaman intoleransi yang mengarah pada sumbu radikalisme telah menyebar bahkan hingga ke pelosok daerah terpencil.
Terkait radikalisme, kita ketahui bahwa hal ini tidak saja disebabkan karena kebodohan, kemiskinan atau rasa ketidakadilan dari kelompok tertentu, tetapi sudah masuk ke tataran kaum intelektual. Sekecil apapun gerakan yang mengarah kepada radikalisasi harus kita cegah dan antisipasi agar tidak berkembang dan meluas. Karena bila hal ini tidak dicegah, akan mempengaruhi berbagai upaya untuk meningkatkan bangsa yang tumbuh lebih maju, ujar kapolda.
Indonesia adalah salah satu negara yang banyak memiliki keberagaman, perbedaan yang beragam seperti suku, ras, etnik, agama, budaya ,bahasa dan adat istiadat. Perbedaan yang dimiliki, sesungguhnya merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Hal ini karena tak banyak negara yang memilikinya. Perbedaan bukan justru menjadi sumber konflik, melainkan sebisa mungkin dijadikan tolak kekuatan untuk membangun kehidupan yang harmonis, damai dan penuh toleransi.
Walaupun setiap wni memiliki hak dasar dalam kebebasan berfikir dan bersikap, kebebasan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat. Tetapi, ketika melakukan kegiatan yang mengarah pada upaya yang mengganggu kepentingan umum, bahkan mengancam keutuhan nkri, maka kita harus cepat memperingatkan dan bekerja sama dengan aparat yang berwenang untuk melakukan tindakan tegas sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Disinilah peran penting sosialisasi dan pembinaan oleh polri, sebagai langkah preventif agar tidak terjadi ancaman kamtibmas dari segala bentuk radikalisme dan intoleransi.
Dalam kesempatan yang baik ini, saya mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dan bekerja secara nyata dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila, uud 1945, nkri, dan bhinneka tunggal ika dalam rangka membangun kemajuan bangsa yang kita cintai ini, tutup kapolda.
(Gun”77)
Sumber : humas.polri.go.id